METODE DASAR MEMASAK(METHODE
COOKING)
Memasak pada prinsipnya adalah
proses atau pemberian panas pada bahan makanan sehingga bahan itu menjadi mudah
dicerna, aman dan lezat serta mengubah bentuk penyajian.Untuk dapat
menghasilkan hidangan yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka akan
dibahas beberapa cara atau dasar-dasar pengolahan bahan makanan
Pengaruh
panas terhadap makanan
Pemberian panas pada bahan makanan akan memberikan berbagai
efek diantaranya :
a. Bahan makanan menjadi lunak
Misalnya daging
yang direbus akan menjadi lunak, karena daging mempunyai jaringan yang disebut
“ connective
tissue “ apabila terkena panas jaringan ini akan melembek sehingga
daging menjadi lunak. Demikian juga dengan sayuran yang banyak mengandung “ cellulose “
b. Bahan makanan tepung akan mengental (
Jellying )
c. Perubahan sifat – sifat organoleptik ( bentuk, rasa, aroma
dan warna )
d. Menatikan mikroorganisme
e. Meningkatkan nilai cerna
Dua
hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses memasak : panas / temperature
dan panjang waktu memasak
Sumber
panas ( Heat Source ) yang dapat digunakan untuk memasak adalah :
- Api langsung dari arang ( charcoal ), api gas
- Api / panas dari elemen listrik
- Panas yang dihasilkan dari microwave
Panas
yang diberikan oleh sumber panas dalam proses memasak akan merambat dengan
beberapa cara yaitu :
- Konduksi
Perambatan panas
melalui benda perantara yang saling bersentuhan dengan bahan makanan yang
dimasak
- Konveksi
Perambatan panas
melalui perantara, dimana panas pada benda tersebut ikut berpindah
- Radiasi
Perambatan panas
melalui pancaran panas langsung dari sumber panas kebahan makanan yang dimasak
BEBERAPA TEKNIK DASAR MEMASAK
Berdasarkan
caranya , memasak dapat dikelompokkan menjadi :
a.Memasak
dengan panas kering ( Dry Heat Cooking )
Memasak denag
cara ini, menggunakan alat dimana panas dapat ditimpakan pada bahan baik dari
atas, bawah atau atas bawah dan sekeliling bahan. Panas tersebut dapat
mematangkan bahan tanpa meredam bahan pada sesuatu cairan panas
b.Memasak
denagn panas basah ( Moist Heat Cooking )
Dengan panas
basah berarti bahan tersebut terbasahi oleh cairan pemasak dan dimatangkan
olehnya
c.Memasak
dengan minyak atau lemak ( Fat cooking )
Artinya
bahan dimasukkan dalam cairan minyak / lemak panas, baik banyak atau sedikit
1.
Yang termasuk memasak dengan panas kering ( Dry Heat Cooking )
a. Roasting
Roasting
adalah memanggang, pada umumnya digunakan oven sebagai alatnya. Dalam pembuatan
roti dinamakan “ Baking “
Bahan
yang biasanya iolah secara Roasting adalah daging . Sebagai alas dalam
pemanggangan daging ini sering digunakan tulang-tulang hewan yang bersangkutan.
Fungsi tulang sebagai alat juga sebagi konduktor selama roasting.Kadang-kadang
daging dibasahi dengan cairan supaya tidak kering. Cairan yang digunakan adalah
cairan yang bercampur minyak / lemak. Pembasahan tersebut disebut “ Basting
“ .Tujuan basting untuk menjaga agar bahan makanan tidak kering, juga dapat
memberi warna coklat.
Pemberian
lemak pada daging yang di Roasting dapat dibungkuskan ( daging dibungkus
lemak ). Cara ini disebut “ Barding “ atau dengan ditusukkan
lapisan lemak ditusukkan kedalam daging cara ini disebut “ Larding
“
Roasting
dapat dilakukan dalam oven tertutup maupun api terbuka ( api dari bawah ) cara
kedua ini dikenal dengan istilah “ Open Spit Roasting “
Pedoman
umum dalam pelaksanaan “ Roasting “
1. Oven harus sudah siap ( dal;am keadaan panas )
2. Bahan sudah siap dibumbui
3. Daging dan unggas sebaiknya tidak menyentuh dasar alat (
menggunakan tulang sebagai sabagai alasnya ) bila tidak menggunakan penyangga /
alas sesekali daging dibalik supaya pematangannya merata
4. cairan yang keluar / menetes dipergunakan untuk saus
5. Sayur sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sebelum
dihidangkan
POT ROAST
Yaitu
: memasak dengan memakai alat pan yang didalamnya dialasi tumbuh-tumbuhan ubi,
misalnya : wortel sedangkan pannya ditutup rapat. Selama memasak dilakukan basting
( pelumuran ) dengan mentega
Sayuran
yang digunakan sebagai alas, setelah selesai masak dipakai sebagai bahan
membuat gravy ( saus ) yaitu dicampur dengan sari dagingnya ditambah kaldu dan
bumbu-bumbu
b. Baking
Baking adalah
memasak dengan oven tertutup denga panas udara kering, temperature 120°C –
240°C tanpa disiram minyak selama pemanasan
Istilah baking (
bake ) sering digunakan dalam memasak roti, namun demikian bukan berarti baking
hanya untuk roti terbukti dengan adanya menu : Baked Potatoes, Baked Fish dll
c. Griddle
Griddle adalah memasak diatas plat
panas. Plat baja dipanaskan denag gas / elemen listrik. Namun elemen listrik
dinilai lebih mahal daripada gas
Pedoman
umum memasak dengan “Griddle “ :
- Alat dipanaskan, diolesi dengan minyak
- Bila yang dimasak daging, maka daging dipotong kemudian dicoklatkan ( dibolak –balik )
- Daging dibumbui setelah matang
- Untuk membalik daging dapat digunakan spatula
- Setelah selesai griddle segera diberikan
d. Grill ( Grillee )
Grill
adalah memasak / memanggang dengan panas radiasi tinggi dan langsung sehingga
membentuk warna coklat .
Proses grilling
menggunakan alat yang disebut “ Grill “ kadang-kadang proses ini
juga dilakukan diatas griddle / hot plate
Pedoman
umum memasak dengan Grill :
- Ada 2 cara yaitu : grill dibasahi lebih dahulu dengan minyak dan dipanaskan dan grill dipanaskan kering sedang dagingnya dilumuri minyak
- Temperetur tinggi : 288°C – 982 °C / rendah 149 °C – 177 °C
- Kawat / lempengan panas dan bersih
- Hasil masakan : coklat dan renyah dibagian luar
e. Barbecue
Barbecue adalah memanggang dalam arang / api yang menyala
Bahan
diputar dengan tusukan diatas arang selama proses mematangkan ( memanggang )
bahan dilumuri dengan saus yang banyak bumbu ( highly seasoning )
contoh: menu Kambing Guling
f. Broil
Memasak dengan menggunakan arang
panas dan tusukan sebagai penahan dagingnya. Bahan dipanggang langsung diatas
arang panas. Pembubuhan dapat dilakukan sebelum / sesudah pemasakan. Untuk ikan
sebaiknya dicencam lebih dahulu. Jika menggunakan pan panas daging ikan disebut
Pan
Broil
g. En Brochette
Brochette
berarti tusukan. Dalam proses memanggang diatas arang sering menggunakan
tusukan baik dari logam maupun bambu.
Cara
memasak : daging dipotong kecil ( dicencam dahulu ) kemudian ditusuk dalam
tusukan berselang seling dengan sayur, kemudian dioles dengan mentega sebagai fat
konduktornya, lalu dipanggang diatas arang.
h. Smoking
Pemasakan dan
pengawetan dengan panas kering asap. Smoking tidak dimasukkan dalam golongan
pemasakan kering melainkan termasuk usaha pengawetan makanan (
preservation of food )
Ada
2 cara pengasapan yaitu :
- Pengasapan panas : 65 °C – 80 °C selama 6 – 8 jam
- Pengasapan dingin : 40°C – 50 °C selama 5 – 6 hari
Sebelum
diasap bahan digarami lebih dulu.Contoh : ikan asap, Sosis dll
i. En Cocote
Pemasakan dengan cocote dish yang
oven proof. Di dealam oven proof dimasukkan bahan yang akan dimasak, pada
permukaan alat diolesi butter, agar tidak melekat jika keluar dari oven. Contoh
: Eggs En Cocote Valentine
J. En Casserole
Pemasakan dengan
menggunakan alat casserole yaitu sebuah cambung yang tahan api, dapat
dipanggang diatas api maupun dibawah salamander. Bahan dimasak setengah
matang dengan saucepan / trypan ditambah consommé lalu itaruh didalam
casserole. Contoh : Pigeon Casserole a la bonne Fremme
k. Sauffle
Pemasakan
dengan menggunakan sauffle dish dan bahan dimasak dulu, lalu diatur dalam
sauffle dish kemudian ditutup saus lalu dipanggang akan terjadi penggelembungan
(
fluffy ) Contoh : Sauffle de cacop a la pira
l. Menyanggan
1.Memasak
/ menggoreng tanpa minyak
2.
Memasak dengan panas basah ( Moist Heat Cooking )
Adalah
mematangkan bahan yang dimasak dengan menggunakan bantuan panas sesuatu cairan
( air / kaldu dll )
Moist heat
cooking biasanya untuk memasak jenis bahan yang agak keras , agar setelah
matang dapat lunak. Sebagai konduktor adalah cairan. Konduksi dalam moist
cooking lebih cepat dari pada dry heat cooking. Panas yang digunakan sampai 100
°C ( titik didih air ) sedang panas dalam bahannya sekitar 85°C
– 91 °C
Yang
termasuk dengan panas basah adalah :
a. Braising
Adalah pemasakan
dengan sedikit cairan. Cairan yang digunakan hendaknya menutup setengah bahan
makanan. Setelah matang cairan tersebut dihidangkan bersama . Dalam proses
pemasakan ditutup rapat. Bila bahan yang di braising adalah daging berbumbu
biasanya dilakukan setelah daging dicoklatkan atau ditambah cairan. Cairan yang
ditambahkan dapat berupa : wine, stock, saus dan air
Pedoman umum /
Prinsip dasar :
- Bahan dipotong rapi / sesuai instruksi resep
- bila daging / ikan / unggas, diletakkan dalam pan yang sudah diberi mentega / lemak, dibiarkan sampai ciklat atas dan bawahnya. Jika sayuran tidak perlu dibuat coklat
- Dimasak beberapa menit, dimasukkan cairan pemanas ( kaldu )
- Setelah selesai / dirasa cukup, proses pemasakan dilanjutkan dalam pan dalam keadaan tertutup ( Tightlay Covered )
b. Steaming ( Mengukus )
Memasak denag uap air panas. Bahan
makanan yang dimasak dengan steaming , diletakkan disuatu tempat kemudian
tempat dipindahkan ke dalam steamer ( pengukus ) Alat yang dapat
digunakan : Risopan , dandang, langseng, Rice Cooker, Steamer
Cara masak ini
cocok untuk bahan makanan yang tidak mudah hilang warna, rasa dan aroma .
Contoh : wortel, kentang, beras dll
Kelebihan /
Kebaikan memasak dengan cara steam adalah :
Ø Dapat mempertahankan bentuk asli bahan sehingga menarik
untuk disajikan
Ø Dapat melunakkan bahan tanpa banyak zat gizi yang hilang
dalam air
c. Boiling ( Merebus )
Adalah memasak bahan makanan dalam
cairan. Jumlah cairan yang digunakan lebih banyak dari makanan ( makanan
terendam seluruhnya ). Dalam proses merebus akan muncul gelembung – gelembung
kemudian gelembung tersebut pecah dipermukaan. Merebus dapat menggunakan air
dingin maupun panas. Temperatur untuk perebusan panas berkisar antara 100 °C
( 212 F ) Peralatan merebus disebut Broiler
Hal harus diperhatikan dalam proses boiling adalah :
Ø Jenis bahan yang direbus
Ø Waktu pemasakan
Ø Jenis cairan perebus
Ø Alat yang digunakan
d. Blanching
Adalah mencelupkan bahan makanan
dalam air mendidih. Cairan yang digunakan dapat berupa air ( water
blanching ) ataupun minyak ( oil blanching )
Blanching
bertujuan untuk :
Ø Membebaskan bahan dari kotoran
Ø Mempermudah pengupasan
Ø Mempersiapkan bahan dalam ½ matang
e. Simmering
Adalah memasak dengan merebus
memakai air banyak hampir sama dengan boiling. Waktu pemasakan cukup panjang
dan panci tertutup dengan suhu : 85°C – 90°C ( 205 F ) Contoh : pembuatan kaldu
( stock)
Untuk jenis bahan
dari beras, telur dan buah dilakukan dengan cara :
- Bahan dimasukkan setelah air mendidih
- Temperatur disesuaikan denga jenis bahan
f. Poaching ( Rebus Cuka )
Hampir sama dengan Simmering , air
perebusannya menggunakan campuran ( poaching liquor ). Bahan yang dapat
di Poaching : telur ( poach egg ) ikan (
poach fish )
Pedoman Umum /
Prinsip Dasar :
- Eggs ( Telur )
Ø Air ditambah garam dan cuka, didihkan
Ø Telur diceplok dalam mangkok / sendok sayur ( rebus bersama
tempatnya )
- Fish ( ikan )
Ikan dimasukkan
dalam wadah , kemudian didihkan bersama –sama dlm waktu 20 menit / hingga
matang,
- Buah – buahan
Di poaching dalam sirup gula
g. Stewing ( Menyetup )
Adalah memasak dalam cairan yang
junlahnya hamper sama dengan bahan yang dimasak, cairannya : kaldu, sauce atau
air
Cairan yang
digunakan untuk memasak cara ini maksimal menutup ½ bahan. Bahan makanan yang
biasa dimasak dengan stewing biasanya yang kurang lembut. Makanan sebelumnya
dipotong kecil, kemudian dimasak dengan kaldu. Makanan dan cairan dihidangkan
bersama .Contoh menu ; Opor, gulai dll
h. Au bain Marei
Memasak dengan dua panic ( tim )
Contoh : nasi tin
Tehnik
lain : Moist Heat
- Water bath / bain marie
Memasak dalam
tempat yanmg diletakkan dalam air panas, tetapi tidak mendidih. Dalam pembuatan
: Saus, cream sehingga tidak pecah
Prosedur water
bath :
1. Air dididihkan terlebih dahulu dengan panas medium
2. Tempatkan diatas air bahan yang dimasak dalam container,
jangan sampai mendidih
- Pressure cooking : pemasakan dalam panci bertemperature tekanan tinggi
- Parboil
Bahan direbus / dimasak ½ matang.
Contoh : Creole rice
Creole rice
dibuat dari beras ½ matang didinginkan dengan air dingin, pemasakan dilanjutkan
dengan Pan kemudian ditutup dengan kertas halus lalu dioven hingga matang
- Scrambel ( orak - arik )
Memasak dengan menggunakan cairan cream dan
butter. Pemasakan dengan cara ini menggunakan api sedang. Contoh :
Scrambled egg
Cara :
Ø Telur
dipecah dalam pan pemasak yang sudah diberi butter
Ø Dikocok
menggunakan kocokan ( spatula kecil )
Ø Dibubuhi
cream / susu dan dimatangkan
- Clarify
Bertujuan untuk “
menjernihkan ‘ Upaya ini dibantu
dengan penambahan putih telur. Contoh : pembuatan soup jernih
- Pot Au Feu
Pot = Cambuh, Au Feu = diatas api
Merebus dengan
pot porselin diatas api sedang. Bahan yang sudah matang disajikan dengan pot .
- Scalding
Pemanasan bahan makanan tetapi tidak
sampai dengan titik didih ( 100 °C )
Contoh : pasterisasi susu .
Tujuannya : mencegah kehilangan nutrisi
- Caramelize
Perebusan sampai berwarna coklat
Contoh : Dalam
perebusan gula pasir yang dipanaskan terus menerus hingga menjadi caramel
3. Memasak dengan lemak / minyak ( fat cooking )
Fat cooking
adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak / lemak
Cara
ini dibedakan :
- Deep frying : menggoreng dengan minyak banyak
- Shallow Fry : menggoreng dengan pan, minyak sedikit sehingga makanan tidak terendam
- Sautee ; menumis dengan sedikit minyak
Prisip- prinsip dasar
memasak
- Deep Frying
Ø Minyak bersih
Ø Alat disesuaikan dengan bahan
Ø Memasak setelah minyak panas
Ø Bahan makanan di fasir terlebih dahulu / ditepung
- Shallow Frying
Ø Bahan makanan dicencam dan dipotong yang rapi
Ø Minyak harus benar-benar panas
3.
Sautte ( menumis )
Ø Bahan
menjadi coklat
Ø Panas yang
digunakan panas sedang
Ø Bahan
diiris tipis
Bahan
– bahan yang dapat digunakan untuk menggoreng
- Frying Oil = minyak goreng
- Salad oil = minyak salad
- Corn oil = minyak jagung
- Butter oil = mentega
- Margarine
- Fat = lemak
- Olive oil = minyak zaitun
- Bean oil = minyak kacang
EN PAPILLOTE = Pemasakan dengan modifikasi dry
heat cooking dan lemak
Caranya
:
Ø Bahan dibumbui terlebih dahulu
Ø Potong perporsi dan olesi dengan butter lalu dibungkus
dengan kertas timah ( almunium foil )
Ø Lalu di Oven
No comments:
Post a Comment